Ruben Amorim Setuju Latih Manchester United, Fonseca: Dia Memiliki Fleksibilitas Taktis
MARIBATULIS - Ruben Amorim dikabarkan setuju untuk melatih Manchester United. Pelatih Sporting CP itu akan menggantikan posisi Erik ten Hag yang dipecat oleh klub usai menelan kekalahan melawan West Ham United di Liga Inggris.
Laporan MEN menyebutkan, Ruben Amorim pada prinsipnya setuju untuk melatih Manchester United. Kini, Manchester United tengah menegosiasikan dana kompensasi dengan Sporting CP yang akan menelan biaya sekitar £8,34 juta poundsterling.
Ruben Amorim sendiri memiliki banyak reputasi setelah empat tahun sukses di Sporting CP. Pelatih berusia 39 tahun itu dianggap sebagai salah satu pelatih paling menjanjikan di sepak bola Eropa.
Reputasinya yang mentereng di dunia kepelatihan membuat dirinya banyak diminati klub-klub besar Eropa seperti halnya Liverpool dan Manchester City.
BACA JUGA: Ruben Amorim Latih Manchester United?
Karirnya yang api membuat kinerja Ruben Amorim di bursa terus meningkat berkenan dengan Sporting CP yang berada di puncak klasemen Liga Portugal dengan sembilan kemenangan dari sembilan pertandingan sejauh musim ini. Mereka telah mencetak 30 gol, hanya kebobolan dua gol.
Ruben Amorim pun sering menggunakan formasi 3-4-3 yang dapat berubah menjadi 3-4-2-1, Amorim telah menerapkan gaya permainan bertahan di Sporting CP, sehingga mereka menempati posisi tinggi di liga utama Portugal.
BACA JUGA: Liga 1: Bali United Bungkam Persis Solo 3-0
Selain itu, kemampuan Sporting CP untuk mendikte permainan dan mengendalikan pertandingan sehingga mereka memiliki penguasaan bola rata-rata 65,11 persen dalam masing-masing dari sembilan pertandingan liga pembuka mereka musim ini.
Meskipun demikian, keinginan Amorim untuk menguasai bola dan mendikte pertandingan dapat membantu Manchester United mengendalikan permainan dengan cara yang sering gagal mereka lakukan di bawah kepemimpinan Erik ten Hag.
Pelatih AC Milan Paulo Fonseca mengatakan, Ruben Amorim memiliki fleksibilitas taktis. Ruben Amorim mendasarkannya pada lawan, terutama di Eropa. Ia pun selalu mempertimbangkan kelemahan lawan.
"Dia memainkan garis pertahanan tinggi hampir sepanjang waktu dan bagus dalam transisi. Itu tetap merupakan ide permainan yang positif berdasarkan penguasaan bola," ujar Fonseca.
Follow berita terupdate maribatulis.com di google news.