Tanah Dongeng
Ilustrasi by Pixabay
Pada suatu hari, itu adalah jimat dari tanah ku, dengan seni bicara yang manis, rupawan, wangi, namun terlalu menjanjikan.
Di tanah ku harapan di timbun setinggi mungkin lalu di tenggelamkan.
Tapi biarlah, kita hidup di tanah dongeng
Semuanya berbicara tapi fiktif,
harapan sering di patahkan, cinta di manipulasi, kita hanya di beri pemanis untuk tetap tertawa hari ini.
Terserah bukan pasrah, tapi aturan selalu tersenyum buat mereka, tidak untuk kita,
mereka terlalu sering bercanda dengan orang yang tak berdaya.
Di tanah dongeng generasi tuan di atas tuan tumbuh subur, hutan di tebang, tahan di kapling dan gusur, laut di timbun hingga kering, akhirnya semesta merindukan kita dengan kejutannya.
Tuan dan nyonya lanjutkan dongeng mu,
tuan lebih suka mendongengkan janji
kami pun bisa mendongeng juga
yaitu menagih.
M. Sahlan Adnan